Sep 24, 2013

Kapal Kematian: Misteri SS Ourang Medan Di Perairan Indonesia

24 September 2013

Cerita menyeramkan tentang kapal berhantu seperti Flying Dutchman dan Mary Celeste telah diturunkan dari satu generasi pelaut ke generasi pelaut berikutnya selama berabad-abad. Dan cerita ini begitu menyeramkan bukan hanya karena kapalnya yang berhantu, tetapi juga menyangkut fenomena lain seperti kru-kru kapal yang menghilang, atau yang tiba-tiba tewas secara misterius.

Bisa dibilang, yang paling mengganggu dari semua legenda ini adalah kasus mengejutkan dari SS Ourang Medan. Iya, kisah misteri ini datang dari negara kita Indonesia. Bisa dilihat dari nama kapalnya, SS Ourang Medan atau bisa diartikan orang yang tinggal di Medan, daerah di Sumatera Utara yang sudah sangat dikenal oleh orang-orang di Indonesia.

Menurut laporan yang banyak beredar pada bulan Juni 1947, atau menurut penuturan alternatif pada bulan Februari 1948, beberapa kapal yang melintasi jalur perdagangan dari Selat Malaka, yang terletak antara pantai Sumatera yang bermandikan cahaya matahari dan Malaysia, mengaku telah menerima serangkaian sinyal bahaya SOS. Pesan sederhana dari kapal tak dikenal itu sangat mengganggu:

"Semua petugas termasuk kapten sudah mati, tergeletak di beberapa ruangan dan anjungan kapal. Mungkin seluruh kru sudah mati."

Komunikasi ini diikuti oleh ledakan kode morse yang tak terbaca, sampai pada akhirnya muncul pesan mengerikan: "Aku mati." Pesan singkat ini diikuti oleh keheningan panjang seperti kuburan.

The Silver Star Datang Membantu


Panggilan darurat yang mengerikan itu diterima oleh dua kapal Amerika, juga oleh pos-pos Inggris dan Belanda yang tengah bertugas. Orang-orang ini berhasil mengidentifikasi sumber panggilan ini dan menyimpulkan bahwa mereka mungkin berasal dari sebuah kapal barang Belanda yang dikenal sebagai SS Ourang Medan, yang berada di Selat Malaka.

Sebuah kapal dagang Amerika bernama The Silver Star dikerahkan untuk mencari tahu karena kapal ini lokasinya paling dekat dengan lokasi yang diduga tempat dimana SS Ourang Medan berlayar. Awalnya kapal penyelamat ini dinamai Santa Cecilia oleh Grace Line (WR Grace & Co), namun kemudian berganti nama menjadi The Silver Star ketika United States Maritime Commission merancang kapal itu pada tahun 1946.

Memperhatikan ketakutan dan kepanikan dalam pesan yang datang melalui gelombang udara tersebut, Kapten dan para awak The Silver Star tidak membuang waktu. Mereka mengubah arah menuju lokasi SS Ourang Medan berada. Beberapa jam kemudian, The Silver Star menangkap penampakan SS Ourang Medan terapung naik turun di perairan berombak di Selat Malaka.

Ketika mendekati kapal SS Ourang Medan, para kru kapal The Silver Star melihat bahwa tidak ada tanda-tanda kehidupan di dek. Orang-orang Amerika tersebut berusaha untuk memanggil-manggil kru dari kapal SS Ourang Medan tetapi tidak membuahkan hasil. Saat itulah Kapten The Silver Star memutuskan untuk menggeledah kapal tersebut. Ketika mereka meninggalkan kapal The Silver Star yang aman, jiwa-jiwa malang itu tidak tahu bahwa mereka akan berjalan menuju ke tempat mimpi buruk yang tak akan bisa dilupakan seumur hidup.

Sesaat setelah mereka naik ke SS Ourang Medan, orang-orang dengan cepat menyadari bahwa panggilan bahaya yang mereka terima tidak berlebihan. Geladak kapal dikotori dengan mayat kru Belanda, mata mereka lebar melotot, lengan mereka mencengkeram sesuatu yang tak terlihat, wajah mereka dipelintir mengerikan. Bahkan anjing kapal mati sambil menyeringai. 


Mereka juga menemukan sisa-sisa tubuh Kapten di anjungan kapal, sementara mayat-mayat lainnya bertebaran di ruang kemudi dan ruang lain. Petugas komunikasi masih di posnya, mati dengan keadaan tubuh yang tidak utuh, ujung jarinya menempel di telegraf. Semua mayat, menurut laporan, mati ketakutan dengan ekspresi mata terbelalak sama seperti awak-awak kapal yang ditemukan di dek.

Di bawah dek kapal, anggota tim pencari ini menemukan juga mayat-mayat yang sama mengenaskannya, tetapi anehnya anggota awak Amerika ini mengklaim mereka merasakan kedinginan yang ekstrim, meskipun suhu di luar lumayan terik sekitar 110 °F.

Tim pencari bisa melihat bukti yang jelas bahwa awak SS Ourang Medan menderita secara mendalam pada saat kematian mereka. Mereka tidak menemukan bukti yang jelas tentang bagaimana orang-orang ini mati mengerikan. Mereka juga tidak menemukan kerusakan yang parah pada kapal tersebut.

Kapten The Silver Star memutuskan akan menarik kapal tersebut dan membawanya kembali ke pelabuhan. Tetapi sebelum melakukannya, mereka melihat ombak dahsyat datang menghantam dan asap mengepul naik dari dek bawah kapal SS Ourang Medan secara tiba-tiba.


Untungnya, awak kapal The Silver Star sudah kembali ke kapal ketika SS Ourang Medan meledak dengan kekuatan yang luar biasa. Mereka menyebutnya, "Seperti mengangkat dirinya dari air dan dengan cepat tenggelam."

Para kru menyaksikan bagaimana kapal Belanda tersebut menghilang ke kedalaman laut yang asin, dan mendesah lega karena kapal mereka tidak ikut tenggelam dan masih selamat.

Kuburan SS Ourang Medan yang berada di laut dalam, serta merta mengubur dalam-dalam kisah ini dan menyebabkan orang-orang skeptis mengatakan bahwa cerita ini hanya sekedar mitos atau legenda saja. Hal ini, tentu saja telah membuatnya menjadi salah satu cerita misteri paling abadi dan menarik di zaman modern sekarang ini, meninggalkan pertanyaan paling mendasar...

Apa yang Terjadi Dengan SS Ourang Medan?

Sementara rumor tentang penemuan mengerikan The Silver Star beredar liar di sepanjang rute perdagangan di Hindia Timur, laporan resmi yang pertama baru dirilis pada bulan Mei 1952, dalam bentuk "Proceedings of the Merchant Marine Council" yang diterbitkan oleh United States Coast Guard. Kesaksian dalamnya menggambarkan keadaan awak Belanda yang mengkhawatirkan, bahkan mereka berani mengatakan:

Wajah beku mereka yang terbalik ... menatap, seolah-olah ketakutan ... dengan mulut menganga terbuka dan tatapan mata yang mengerikan.


Kapal SS Ourang Medan Tak Pernah Ada

Masalah pertama tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan kapal Belanda yang sekarang terkenal tersebut adalah kenyataan bahwa SS Ourang Medan tak pernah ada. Kita tahu bahwa The Silver Star adalah nyata, meskipun pada tahun 1947 kapal itu telah dibeli kembali oleh perusahaan pelayaran Grace Line lalu dijuluki "Santa Juana", tetapi tidak ada dokumen yang mengarah pada SS Ourang Medan.

Beberapa peneliti telah berspekulasi jika SS Ourang Medan ini memang kapal asli yang kemungkinan berasal dari Sumatera, yang pada saat itu adalah koloni Belanda, atau biasa disebut sebagai Hindia Belanda. Ourang adalah bahasa Indonesia untuk manusia, dan Medan adalah kota terbesar di pulau Sumatera, yang jika diartikan menjadi Manusia dari Medan. Walaupun secara etimologi nama mungkin memberikan beberapa petunjuk mengenai asal usulnya, tetapi tidak ada catatan resmi tentang SS Ourang Medan.



Penulis dan sejarawan, Roy Bainton, yang sebelumnya telah melakukan beberapa penyelidikan yang paling lengkap dalam mengungkap masalah SS Ourang Medan, menemui jalan buntu. Pertama dia pergi ke beberapa sumber, tetapi tidak dapat menemukan kapal ini dalam daftar Lloyd’s Shipping atau Dictionary of Disasters at Sea, 1824-1962.


Lalu ia menghubungi Kantor Laksamana Inggris, National Maritime Museum di Greenwich, dan beberapa tempat lainnya, semuanya mengatakan kepadanya bahwa satu-satunya tempat untuk memeriksa catatan Pengiriman Belanda adalah di Amsterdam. Bainton mencari catatan tentang pelayaran Belanda serta Otoritas Maritim di Singapura, tetapi tidak berhasil.


Ketika ia hampir menyerah dan akan menuliskan kisah ini sebagai sebuah dongeng, Bainton dihubungi oleh Profesor Theodor Siersdorfer dari Essen, Jerman yang telah mengejar kasus ini selama 50 tahun dan merupakan orang yang pertama mengungkapkan nama dari dua kapal Amerika yang telah mendengar panggilan SOS dari SS Ourang Medan.

Siersdorfer juga mengenalkan pada Bainton sebuah buklet 32 halaman berbahasa Jerman yang ditulis pada tahun 1954 oleh Otto Mielke, berjudul Das Totenschiffin der Südsee atau Kapal Kematian di Laut Selatan. Mielke tampaknya tahu banyak tentang rute SS Ourang Medan, kargo, tonase, dan tenaga mesin, bahkan, diduga, nama Kapten pun diketahuinya. Lalu kita pun bertanya-tanya, apakah Mielke pernah berhubungan atau tidak dengan salah satu dari awak kapal The Silver Stars yang memang sulit ditemukan.

Buklet Mielke juga merupakan sumber dari waktu kejadian perkara, yaitu bulan Juni 1947. Dan hal ini menghidupkan kembali minat Bainton untuk menyelidiki lebih jauh. Yang menarik adalah, mungkin di kapal SS Ourang Medan terdapat zat kimia mematikan yang merupakan proyek rahasia. Seperti yang diucapkan Bainton:

... Ada yang menggoda, mungkin penjelasan tentang kematian awak dan tidak terdapatnya kapal ini di catatan manapun. Mielke menyebutkan tentang zat berbahaya yang ada di kapal Belanda ini, yaitu Zyankali (potasium sianida) dan nitrogliseri.

Tak perlu dijelaskan lagi, bahan-bahan ini akan menjadi ramuan yang cukup berbahaya bahkan ketika diramu di laboratorium dengan protokol keamanan tertinggi sekalipun, apalagi di dalam kapal di laut lepas. Itu seperti mimpi buruk, hal ini bisa dilihat tidak hanya dari kematian mengerikan para kru Belanda, tetapi juga ledakan berikutnya yang menenggelamkan kapal tersebut ke dasar laut.
 
Bahkan yang lebih menakutkannya lagi, menurut Bainton, adalah dugaan bahwa SS Ourang Medan mungkin telah menyelundupkan gas saraf, atau bahkan senjata biologis yang lebih berbahaya dari itu, yang diproduksi oleh ilmuwan Jepang yang jahat dengan eksperimen yang terkenal begitu keji bahkan kekejaman yang dilakukan oleh Nazi pun tidak ada apa-apanya. Proyek jahat ini dikenal dengan nama...

Unit 731

Dikenal penduduk sekitar sebagai Den of Cannibals, Unit 731 didirikan pada tahun 1932 oleh seorang brilian namun sesat, seorang ahli bakteriologi Jepang bernama Shiro Ishii.

Unit ini dirancang untuk menjadi sebuah Departemen Penelitian dan Pengembangan Klandestin yang agenda tunggalnya adalah untuk menciptakan senjata kimia dan biologi dengan bentuk paling mematikan yang pernah dikenal manusia, dan dengan demikian memastikan kemenangan Jepang atas setiap musuh-musuhnya.

Ishii membentuk Unit 731, atau Tongo Unit, selama Perang Sino-Jepang Kedua, tetapi tidak benar-benar membuat tanda-tanda mengerikan sampai ia mengawasi pembangunan fasilitas penelitian baru di Tentara Kekaisaran Jepang yang menduduki distrik Pingfang di Cina. Di sanalah para ilmuwan dari divisinya melakukan beberapa eksperimen biologis paling menyedihkan yang dikenal manusia selama Perang Dunia II.

Bahkan yang membuat Unit 731 ini tak bisa dimaafkan adalah fakta bahwa komplotan aneh ini menggunakan manusia, termasuk perempuan dan bayi, sebagai kelinci percobaan mengerikan mereka, dari mulai percobaan yang melibatkan suhu dingin yang ekstrem sampai pembedahan secara hidup-hidup, untuk mempelajari efek dari bahan beracun pada organ hidup.

Namun demikian, Jenderal Douglas MacArthur, mungkin atas dasar Kepentingan Pertahanan Nasional, diam-diam memberikan perlindungan terhadap Ishii dan stafnya dengan kompensasi pemberian senjata biologis untuk pihak Amerika setelah selesai penelitian, terlepas dari tindakan tak terkatakan yang telah mereka lakukan. Seperti yang dilaporkan oleh Bainton:

Secara singkat, Unit 731 adalah proyek untuk menemukan senjata kimia, gas, atau biologis untuk memenangkan perang. Mengerikan, eksperimen tidak manusiawi ini dilakukan kepada tahanan perang Australia, Amerika, Rusia, Cina, dan Inggris yang tak berdaya --- kejahatan perang terburuk yang pernah dilakukan.


Bainton berspekulasi, mengapa bahan-bahan berbahaya ini dikemas ke dalam kapal SS Ourang Medan ketika mereka bisa saja terbang langsung ke laboratorium rahasia, mungkin alasannya adalah pemerintah AS, atau kekuatan lain yang ada dibalik proyek ini, memutuskan untuk menggunakan kapal yang lambat dan tidak mencolok seperti kapal barang asal Belanda ini untuk alasan keamanan dan penyembunyian.

Jadi bagaimana kapal barang yang mematikan ini kemudian bisa berlayar di sekitar Laut Cina Selatan dan melalui Selat Malaka selama periode yang bermasalah ini? Bukan lewat udara, kemungkinan sebuah pesawat kargo menabrak dengan beberapa ton gas mematikan di dalam pesawat itu terlalu mengerikan untuk dipertimbangkan. Tidak, jika menyewa sebuah kapal uap tua jelas tidak signifikan, sebaiknya memilih kapal barang dengan kru asing yang dibayar rendah, lalu disimpan di drum minyak yang tersamarkan, dan seperti semua penyelundupan yang ada, berharap tidak ada yang mengetahuinya.

Bainton menduga bahwa air laut memasuki palka kapal, bereaksi dengan zat berbahaya ini kemudian melepaskan gas beracun, yang kemudian menyebabkan kru mati lemas. Pada titik ini, air garam mungkin telah menyebabkan reaksi nitrogliserin bekerja lebih cepat, menciptakan efek ledakan yang menenggelamkan kapal barang SS Ourang Medan. Bainton bahkan melanjutkan spekulasinya tentang peran Amerika Serikat dalam menghapus semua catatan dari keberadaan kapal itu:

Jika kita menyepakati, terkait dengan kematian awaknya, bahwa kapal tersebut mengandung gas mematikan atau bahan kimia, dan jika memang kapal tersebut adalah kapal Belanda yang rusak karenanya, itu akan menjadi sangat memalukan bagi pemerintah manapun yang terlibat, terutama terkait dengan perjanjian pada Konvensi Jenewa. Oleh karena hal ini, setiap peneliti akan menemui jalan buntu. Cerita ada karena, seperti gas, ia berhasil melarikan diri.

Jadi apakah kita sudah percaya bahwa ini adalah nasib akhir dari SS Ourang Medan dan para awaknya? Apakah ini hanya sebuah kecelakaan tragis yang merupakan hasil dari kombinasi bahan kimia berbahaya dengan nitrogliserin yang terjadi di laut lepas? Tapi tampaknya, kita tidak perlu terlalu yakin. Sebab teori tentang SS Ourang Medan bukan satu-satunya penjelasan. Mungkin terdengar aneh jika ternyata awak kapal yang mengerikan tersebut adalah korban...

Paranormal

Pada tahun 1953, Frank Edwards dan Robert V. Hulse menceritakan kembali dasar-dasar dari legenda untuk Fate Magazine dan untuk bukunya The Case For the UFO yang terbit pada tahun 1955. Astronom, penulis, dan peneliti "Philadelphia Experiment", Morris K. Jessup, memiliki hipotesis bahwa awak SS Ourang Medan mungkin telah diserang oleh makhluk luar angkasa untuk alasan yang tidak diketahui.

Penggemar misteri yang lain berteori bahwa awak Belanda yang tidak beruntung ini mungkin diserang oleh monster laut yang pendendam, atau oleh hantu kapal yang bermuka masam, atau bahkan bajak laut yang berwujud mayat hidup. Walaupun tidak ada bukti kuat, tapi para pendukung opsi paranormal berpendapat bahwa penyebab kematian serta ekspresi wajah yang konon terukir di wajah para pelaut yang hancur itu tidak alami.

Memang tidak masuk akal, tapi jika kita memang harus menanggalkan teori paranormal ini, maka teori yang mungkin terjadi adalah...

Kejadian Alam

Oke, dengan asumsi bahwa kematian para kru kapal SS Ourang Medan tidak disebabkan oleh kekuatan gaib atau senjata perang mengerikan, maka bisa jadi penyebabnya adalah fenomena alam atau bahkan kecelakaan sederhana. Insiden ini barangkali melibatkan ...

Gelembung Gas Metana

Mungkin kejadian di kargo Belanda tersebut dapat dijelaskan dengan cara alami, bahwa awak SS Ourang Medan sesak napas oleh gas metana berbahaya yang berdeguk naik dari retakan di dasar laut dan meracuni para awak kapal sebelum akhirnya melanda kapal.

Memang, teori ini tidak bisa menjelaskan secara masuk akal bagaimana kapal bisa meledak dengan dahsyat sampai menggelegar, seperti yang diungkapkan oleh awak The Silver Star. Jadi kalau bukan gelembung metana yang bertanggung jawab atas tragedi tersebut, maka kemungkinan lain adalah...

Kebakaran Ketel Uap


Penulis Vincent Gaddis, dalam bukunya tahun 1965, Invisible Horizons, menyatakan bahwa api yang tidak teramati atau kegagalan dalam sistem ketel uap kapal mungkin telah bertanggung jawab atas kematian kapal SS Ourang Medan.
 
Dia mengklaim bahwa karbon monoksida bisa bocor sampai menyebabkan kematian pada apapun di semua wilayah kapal sementara api perlahan-lahan menyala, akhirnya memicu bahan bakar dan menyebabkan ledakan.
 
Sementara itu, ada kemungkinan lain, bahkan lebih sederhana dibandingkan gas metana atau kebakaran, atau semua teori yang ada. Mungkin semua ini tidak lebih dari sebuah...

Hoax

Meskipun penjelasan Bainton tentang kejadian ini telah banyak dibantah oleh berbagai pihak, entah itu kalangan biasa atau pihak pemerintah, fakta bahwa tidak ada catatan yang pernah menyebutkan adanya SS Ourang Medan memang menyulitkan penyelidikan.

Fakta lain bahwa tidak ada awak The Silver Star yang merasa terdorong mau menceritakan kejadian mengerikan ini juga salah satu hal yang menyebabkan cerita ini terlihat seperti cerita hantu kuno, atau dongeng-dongeng sebelum tidur lainnya.

Hal-hal dan fakta-fakta inilah yang menyebabkan United States Coast Guard mengkonfirmasi bahwa cerita ini tak lebih dari sebuah dongeng, meskipun banyak peneliti yang telah menginvestasikan waktu, biaya, tenaga, dan segala sumber daya untuk mengungkap tabir misteri di balik cerita ini.


Penutup
Setelah semua yang sudah dijelaskan, jika ada yang benar-benar tahu apa yang terjadi pada SS Ourang Medan dan awaknya tetapi memilih untuk tidak berbicara, dan apa pun kebenaran di balik tragedi yang tak terduga ini, kisah misteri SS Ourang Medan tetap menjadi salah satu teka-teki maritim paling membingungkan dan menakutkan, dan benar-benar terjadi pada abad ke-20. Dan walaupun kisah ini tidak setenar kebanyakan kapal hantu lain, kisah ini tetap menakutkan untuk kita ceritakan kembali.

Sumber: mysteriousuniverse.org

5 comments:

  1. so it's just a myth or true story... serem juga sih kalo beneran.... :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga beneran, kalaupun enggak gapapa seenggaknya nama Indonesia disebut-sebut dan lumayan terkenal :D

      Delete
  2. Kok gw merinding ya bacanya �� serem anjir

    ReplyDelete
  3. wow merinding baca nya gan , buat anda yang ingin bermain sakong online bisa langsung menggunjungi website kami di :Sakong online

    ReplyDelete