May 8, 2011

Shangri-La: Cerita tentang Surga yang Hilang

8 Mei 2011

Cerita tentang Shangri-La sebenarnya adalah sebuah dongeng modern yang telah diceritakan oleh penulis Inggris James Hilton dalam novelnya "The Lost Horizon". Cerita ini terjadi pada saat antara perang dunia pertama dan kedua, di biara Tibet pada lembah Shangri-La yang hilang dari peradaban dunia. Semua kebijaksanaan agung berada di sana, di benak orang-orang yang berkumpul di sekitarnya.


Story of Lost Paradise


Cerita Hilton ternyata menyentuh banyak orang. Pada abad ke-20, buku ini menjadi sangat populer. Bahkan, Hitler telah mengirimkan sebuah ekspedisi ilmiah di tahun 1939 ke Himalaya, dengan harapan bisa menemukan ras unggul yang hilang, yang memiliki kemiripan genetik dengan ras Jerman. Proyek itu tetap diingat sebagai salah satu kesalahan terbesar dalam sejarah ilmu pengetahuan.

Artinya, “The Lost Horizon" pada waktu itu dianggap sebagai kisah nyata—pada waktu disaat peradaban barat berada di ujung kehancuran, seperti Carl G. Jung mengatakan, "Bau jelaga tercium di udara". Itulah sebabnya pemikiran tentang surga yang hilang, menjadi sangat menarik di mata publik. Hal lain juga turut mempengaruhi mitos ini berkembang. Tibet, di pertengahan tahun 30an, adalah perwujudan sesungguhnya keajaiban Timur—salah satu tempat dimana dunia belum menyentuhnya, tanah terlarang yang sejati. Sekarang, tempat ini bahkan masih sangat menarik, sejak novel itu diterbitkan, ketika China telah menduduki Tibet dan terjadinya Revolusi Kebudayaan pada tahun 60an.


Dalam novel "The Lost Horizon", kelompok wisatawan barat menyelamatkan diri dengan pesawat dari perang yang tengah berkecamuk di dunia, dengan mendarat di lembah pegunungan terbesar di dunia. Bahkan lembah ini didekripsikan dengan rinci oleh Hilton. Dia menceritakan tentang salah satu biara yang dihuni oleh Capuchin Lama berusia dua puluh tahun. Biara itu memuat seluruh kekayaan budaya di dunia dan tujuannya adalah untuk melawan kekerasan dan materialisme. Bangunan-bangunan besar menjulang di lembah gunung putih yang besar, gunung paling indah di dunia. Lalu timbul pertanyaan, apakah Shangri-La memang pernah ada? Atau pertanyaannya begini, mengapa cerita tentang surga selalu menempati pikiran manusia?


Another Story of Lost Paradise

Cerita tentang kerajaan yang hilang di Himalaya, untuk pertama kalinya, menarik perhatian sebagian orang 4 abad yang lalu. Tersebutlah seorang raja dari Kerajaan Mogul, Abu Ul Fata Jelaludin Akbar, salah satu penguasa terbesar India. Ia dikenal dalam sejarah sebagai orang yang berusaha menyatukan agama yang berbeda dan menghapus perbudakan.

Lalu, seorang Pendeta Yesuit merangkum semua cerita-cerita menarik yang dia dengar tentang Raja Akbar, dan setelah itu ia menggambar peta. Di petanya, Tibet disimbolkan sebagai ruang kosong yang besar, kecuali satu tempat bernama Manasarvovar Lacus (danau Manasa Sarovar), dan ada tulisan: di sini orang-orang Kristen hidup. Pendeta itu sudah tua dan dia tidak dapat pergi melintasi pegunungan besar untuk mencari orang-orang Kristen itu, tetapi Pendeta yang lebih muda, Antonio Andrade, begitu terpesona oleh cerita ini dan memutuskan untuk melintasi pegunungan, menggantikan pendeta tua itu. Berbekal iman dan sebuah peta kecil, ia kemudian bertualang. Pada awal-awal petualangannya, di atas gunung, ia melewati beberapa biksu yang sedang berdoa, tapi setelah itu keadaan menjadi tidak menyenangkan. Hal-hal buruk mulai terjadi dan ia mulai mengutuk dirinya dan pegunungan yang didakinya. Tetapi keajaiban datang. Dia berhasil menemukan sebuah kerajaan yang sangat kaya tetapi tidak ada orang Kristen seperti yang peta tunjukan. Kemudian, perjalanannya ini, pada tahun 1926, dibukukan dengan judul "Finding Tibet". Kemiripan ceritanya dengan novel "The Lost Horizon" menjadikan cerita tentang surga yang hilang di Himalaya lebih jelas dan kuat.


Shambhala

Pemikiran tentang kerajaan yang hilang di Himalaya sudah dikenal bahkan dalam cerita Buddhis. Nama "Shambhala" (kerajaan mistik yang tersembunyi) telah muncul dalam teks Buddhis yang dikenal sebagai "Tantra kalachakra". Pengajaran kalachakra ini berada pada kelas tertinggi ajaran Budha, dan para pengikutnya dapat menguasai ajaran ini setelah beberapa tahun. Shambala adalah tempat yang mistik, bukan suatu tempat geografis, tetapi dapat digambarkan sebagai sebuah perjalanan melintasi pegunungan yang terlihat seperti bunga teratai.


Penutup

Shangri La adalah sebuah cerita modern dengan daya pikat yang menakjubkan. Salah satu cerita tentang kesalahpahaman abadi budaya Timur dan mistisisme, kisah-kisah tentang spiritualitas dan kebebasan pikiran dari materi dan dogma. Harapannya tidak akan ada tanpa rasa takut. Shangri La merupakan sebuah masterpis. As the times are tougher and the treat is bigger, the need for believing in better tomorrow and next day is bigger. Yang menyedihkan adalah bahwa Shangri-La hanya ada dalam imajinasi kita. Dan imajinasi kadang-kadang bisa begitu kuat.


Sumber: artsonearth.com


No comments:

Post a Comment